Pages

Tito's Weblog on Mobile

Hello, Welcome to Tito's Weblog

My photo
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
An undergraduate student in Bogor Agricultural University | Majoring in Computer Science | Writer and Programmer | Readings, Swimming, Travelling, Games, Photography, Music, Art, Movie is My passions.

Ekspedisi Cikuray [17-19 Mei 2012]

Akhirnya selasa kmarin sampai di Jambi, setelah ketinggalan flight dan kena delay 8 jam penuh di Soekarno Hatta, cengkareng. Setelah 3 hari nostalgia masa SMA, pagi ini setting modem baru karena Sm*rt ga merdeka sinyalnya disini. Oh iya, sesuai janji saya pada postingan sebelumnya, hari ini saya mau cerita perjalanan long weekend kemarin dari tanggal 17-19 Mei. Ga usah berlama - lama lagi deh, yukk dimulai ceritanya.

Dari dua postingan lalu, saya sudah cerita kalau long weekend kemarin saya berencana naik gunung lagi. Tapi karena sesuatu dan lain hal akhirnya rencana pertama naik k G. Ciremay berubah haluan ke G. Cikuray di Garut. Perjalanan seru ini akhirnya diikuti hanya dengan 6 anggota, 5 dari R.Kom#2 dan satu lagi anggota cabutan dari Pecinta Alam Ural 28. Dengan persiapan fisik yang cukup dan packing di hari Rabu-16 Mei 2012 besoknya saya siap untuk menaklukan Gunung tertinggi di daerah Garut.


Packing peralatan

Packing Ransum Makanan

Keril hampir penuh, padahal tenda blum masuk.

Dari hasil seluncur ke blog temen - temen PA lainnya dan nasihat dari Team Leader bg Sayed Zulfikar kalau G. Cikuray itu KERING. Ga ada mata air di puncak ataupun perjalanan menuju puncaknya. Jadi, perhitungkan stok air selama naik dan turun gunung. Perjalanan ke Garut esok harinya dibagi menjadi 2 tim. Untuk yang berdomisili di Jakarta dan Bogor kami bertemu di Check Point 1, Terminal Lebak Bulus, Jakarta. Sedangkan sisa tim lainya bertemu di check point 2,  Terminal Guntur, Garut.
 

Kamis, 17 Mei 2012
Dini hari pukul 04.00 sudah bersiap - siap sambil menunggu adzan shubuh. Setelah sholat dan semua peralatan sudah selesai d packing, saya menunggu Teguh yang berencana akan nyamper k kosan. Tepat pukul 05.00 teguh sampai d kosan, setelah packing lagi barang - barang teguh sedikit yang tertinggal d kosan saya, kami berangkat meninggalkan kosan pukul 05.15 menuju Terminal Bis Baranang Siang. Pukul 06.00 kami sampai di terminal dan langsung naik bis yang ke Lebak Bulus. Mengambil posisi di kursi paling belakang, kami terlelap sampai di terminal Lebak Bulus.

Sampai di terminal Lebak Bulus pukul 07.00, karena hari libur suasana pagi Jakarta berbeda sekali. Jalanan sepi dan lancar, hanya dengan waktu 1 jam kurang kami sampai di terminal Lebak Bulus. Satu jam lebih cepat dari perhitungan kumpul pukul 08.00. Menunggu anggota lain tiba (Sayed, Abbay dan Embong ank PA Ural 28) saatnya pesen kopi dan roti bakar di kantin terminal, teguh yang belum sarapan memesan satu piring nasi lengkap. 

Pukul 8.30 setelah ngopi - ngopi selesai dan anggota tim sudah lengkap, kami langsung naik ke Bus Prim*jasa jurusan Garut via tol cipularang. Dari estimasi lama perjalanan 4 jam Jakarta - Garut kami menghabiskan waktu 6.5 jam untuk sampai di Garut. *sial tol cipularang  penuh dengan mobil2 pribadi yang ingin menghabiskan libur panjang di Kota Bandung.

Banyak kejadian yang menguji kesabaran selama perjalan ke Garut, mulai dari Bus yang AC-nya ngadat sampai dilema gantian tempat duduk sama mbak - mbak cantik... *tuhan maafkan saya, membiarkan mbak - mbak itu berdiri d bus. Pengen sih cerita disini tapi ternyata teguh udah cerita duluan. Kalau mau baca silahkan maen - maen kesini sobat, silahkan memberikan pendapat deh,,, hhhe.

Pukul 15.00 kami merapat di Terminal Guntur, Garut. Disana kami bertemu dengan sisa rombongan *erna doang sih disana. Hhahaha. Kasian dia cew sendirian nunggu di Terminal Guntur. Sampai dsana kami beberes, bikin rencana, cek perlengkapan, makan dan Sholat dulu. *tips turun dari terminal guntur, jalan dulu ke arah kiri kemudian menyeberang menuju LEC ( Local Education Center). Dsana ada Masjid baru dan bersih bisa buat packing dan mandi. Lebih aman ketimbang berdiri didepan terminal ato masjid depan terminal. *banyak Calo yang "MEMAKSA"....

Masjid LEC Garut

Setelah sholat dan bersih - bersih sisa - sisa perjalanan dari Lebak Bulus, kami kembali ke arah terminal untuk mencari tempat makan sekalian re-packing tas untuk tenda yang blum masuk.


itu si teguh dengan kupluk hijau.
Ternyata perjalanan kami dihadang hujan dan kami terpaksa menunggu di warung makan sampai hujan reda. Disini kami sedikit bingung mau mau meneruskan perjalanan langsung ke Pos Pemancar di Dayeuh Manggung atau nginap semalam di Masjid menunggu hujan reda. Disini pun terjadi kejadian yang menguji mental, antara percaya dengan calo - calo atau kata - kata dari marbot masjid. Kembali ceritanya sudah diceritakan lengkap oleh teguh.. Jadi kalau mau baca maen k tempat teguh aja yaa...

Singkat cerita kami lebih memilih percaya dengan nasihat marbot masjid dan memutuskan melanjutakan perjalanan ke Pos Pemancar malam - malam. Kami menghubungi no. kontak mobil pickUp yang biasa membawa pendaki ke pos pemancar. Keuntungan mobil pickup:
1. Lebih murah dan memuat banyak anggota + barang
2. Lebih cepat sampai karena tidak perlu ganti - ganti angkutan.
3. Lebih aman karena semua anggota tim tidak terpisah - pisah.

Alternatif selain naik pickUp  adalah naek angkot 06 warna abu - abu ke arah Cilawu, kemudian sambung naik Ojeg ke stasiun Pemancar di Perkebunan teh Dayeuh Manggung. *jalur ini hanya bisa dilalui dibawah jam 9 malam, karena lewat dr jam itu tidak ada angkutannya. Jangan mau menerima tawaran mobil cary lepas yang ditawarkan calo, selain mahal dan menawarkannya secara paksa. Apalagi tidak ada yang bisa bahasa sunda, *wassallam deh.... 

Mobil pickUp sewaan.

Kami memilih untuk menunggu jemputan kang Atok di dalam LEC karena suasana malam makin mencekam dan mencemaskan. (Sempat lupa kalo kita masih di terminal). Alhamdulillah, kurang lebih satu jam perjalanan menuju pos pemancar yang ternyata jaraknya sudah seperti setengah perjalanan menuju puncak Cikuray. (by teguh).

Hari ini ditutup dengan tidur menumpang di teras salah satu rumah penjaga stasiun pemancar Relay TV Dayeuh Manggung. Daripada harus bongkar - bongkar lagi keril yang sudah dipacking dan mendirikan tenda. Jadilah kami tidur beralaskan matras dan sarung, berharap tidak turun hujan lagi malam itu. 


tidur ala sarden dempet2an biar anget...


Jumat - 18 Mei 2012
Shubuh hari pukul 04.00 saya sudah terbangun, karena ada suara berisik orang sedang ngobrol ditambah dingin yang semakin menembus kedalam sarung. Akhirnya, demi kemaslahatan perut, saya bangun dan mulai mengeluarkan peralatan masak. Bergerak itu lebih membantu didalam cuaca dingin ketimbang hanya menunngu dalam sleeping bag. Selagi memasak kami menikmati sunrise dari atas stasiun pemancar TV.

siap - siap cari kompor parafin


Matahari yang sudah mulai terbit.

Sunrise - Photo sumbangan Om Hendrik


Setelah selesai sarapan dan sholat shubuh berjamaah, kami kembali repacking dan bersiap - siap untuk memulai pendakian hari ini.

Berdoa dan sedikit yel -yel penyemangat.

Photo tim sebelum berangkat.

Stasiun Relay TV - Photo sumbangan Om Hendrik

Setelah berdoa dan photo - photo sedikit di dekat stasiun pemancar, kami siap memulai pendakian ini. Kurang lebih pukul 07.00 kami memulai perjalanan menuju pintu masuk pendakian melalui perkebunan teh. Dari arah pemancar kita turun sedikit dan naik ke arah kanan kebun teh. Bismillah...

Jalur pendakian yang saya lingkari merah...

Tanjakan curam - anggota sudah kelelahan.

Pintu masuk pendakian dimulai dengan menyusuri perkebunan teh PTPN Dayeuh Manggung. Sejauh mata memandang hamparan gunung teh terhampar luas. Disini tenaga mulai terkuras, padahal baru 5 menit naik, latihan fisik yang cukup akan sangat membantu loh sobat :p

Hamparan Kebun Teh

Berfoto diantara kebun teh

Hampir 30 menit lebih jalan mendaki diantara perkebunan teh, dengan jalan tanah setapak yang sempit kita terus mendaki sampai bertemu perkebunan rakyat. Vegetasi berubah menjadi kebun jagung, kentang, dan bawang prey. Tanaman khas perkebunan dataran tinggi. Di perjalanan kami bertemu dengan 2 rombongan lain, pertama rombongan pendaki dari Bogor juga yg diwakili oleh bang Hambali, yang kedua adalah pecinta alam dari Surabaya. Namanya Om Hendrik, beliau bisa dibilang senior sudah banyak gunung yang didakinya. Dalam sebulan mungkin bisa 3 kali naik gunung. *wowww itu dengkul apaan ya, terlebih dananya darimana Om.. :matabelo *salut


Kebun teh mulai berganti tanah perkebunan rakyat.

Tim mulai terbagi dua - didepan dan tim sweaper

Setelah perbatasan perkebunan mulai menghilang, sekitar pukul 08.30 kita memasuki areal hutan. Disini track G. Cikuray mulai menunjukan taringnya yang dikenal dengan tanjakan tiada maafnya. Dengkul ketemu jidat, jidat mencium tanah... *lebay. Tapi, beneran sobat kita benar - benar harus merayap untung memegang akar pohon untuk manjat. Rata - rata tanjakan dengan kemiringan 65 derajat, bahkan ada satu yang 90 derajat. 


Areal perbatasan hutan dan perkebunan

Photo by teguh. Baek bgt masih mw motoin. :p

Merayap lagi... *dahsyat

Tarik menarik dibeberapa tanjakan.

Sempat terpeleset juga karena akarnya putus sewaktu manjat.

Ditengah perjalanan yang menguras tenaga ini, kami bertemu beberapa pendaki yang baru saja turun dari puncak. Mereka sudah ngecamp semalam di puncak. Dan yang tidak disangka adalah bertemu dengan tim pendakian Ilkomerz 46 dan 47 yang juga baru turun, senangnya bertemu teman satu almamater dan satu jurusan pada pendakian kali ini. Punya junior yang hobi nya sama itu *sesuatu bgt. Wkwkkwkwkwk..... 


Ilkomerz 44, 46 dan 47. Viva Ilkomerz
Lain kali kita harus bikin pendakian masal nih, Ekspedisi Ilkomerz *boleh juga tuh namanya... Tim pendakian Ilkomerz 46 - 47 ini sudah naik dari hari kamis ternyata, hari ini mereka turun untuk mengejar perjalanan lagi ke G. Papandayan. Superb sekali kalian dek, ditunggu cerita papandayaannya ya... Cc: Ichank dan Uci. Jadi, ngiri bisa dua gunung dalam 3 hari. :p

Sekitar pukul 09.50 kami tiba di Pos 3, pepohonan yang rimbun menemani perjalanan kami. Meminjam kata - kata Teguh : However, wangi hutan, sejuknya udara, riuhnya kicau burung dan serangga-serangga lain di dalam hutan bikin lelahnya perjalanan tidak terlalu terasa. Bahkan tidak terasa sama sekali. Selama perjalanan kami bertegur sapa dengan sesama pendaki baik yang baru naik maupun yang sedang turun. Walau baru bertemu, sapaan mereka terasa akrab.

Om Hendrik di Pos 3

Diantara pos 3 dan 4 kami kelelahan dengan track yang terus menanjak dan tanpa bonus. Kami memutuskan untuk istirahat dan memakan apel yang kami bawa, hitung - hitung mengurangi beban pada keril yang semakin terasa berat. 

Istirahat sambil memakan apel...
 Setelah istirahat ini kami tidak lagi melakukan istirahat full, hanya duduk sebentar ato sekedar minum. Karena mengejar target ke Pos 5 untuk makan siang. Perjalanan hanya ditemani suara burung dan percaya atau tidak saya masih mendengar suara adzan Dzuhur dari ketinggian 2000 mdpl ini.

Pos 4 - Pukul 11.09

Pos 5 - Pukul 12.35

Didekat pos 5 inilah kami memutuskan untuk ISOMA, kami kembali membongkar peralatan dan mengeluarkan alat masak. Menu siang ini adalah Mie Rebus Bakso + Ayam Goreng ditambah segelas Jus Tomat. Sederhana tapi mengenyangkan untuk mengganti tenaga yang hilang setelah hampir 4 jam berjalan dari bawah.

Selesai ISOMA sekitar pukul 14.00 kami kembali melanjutkan perjalanan. Disini kami berpisah dengan rombongan Om Hendrik yang tidak sudah berangkat duluan. Sekitar pukul 16.00 kami sampai di pos terakhir sebelum puncak. Pos Puncak Bayangan.


Pos Puncak Bayangan.

Dari Pos Puncak Bayangan, tim terbagi dua. Saya, Teguh dan Embong berangkat duluan untuk mengejar tempat untuk bikin tenda. Karena khawatir penuh dan hari sudah semakin gelap. Sisanya Sayed, Abbay dan Erna beristirahat di Puncak Bayangan.

Ternyata perjalana Puncak Bayangan - Puncak masih sedikit jauh. Dengkul sudah mau copot rasanya, jalanan semakin menanjak, udara semakin dingin dan oksigen terasa menipis. Di tengah jalan kami bertemu dengan Om Hendrik yang mau turun kembali ke Pemancar. Ternyata mereka tidak berencana nge-Camp di puncak. Bener - bener *superb tuh rombongan om Hendrik.

Kami sampai di puncak bayangan(PB) 2, pukul 17.15. Jarak PB2 dari Puncak Cikuray hanya berjarak sekitar 3 menit.  Kami memutuskan untuk memasang tenda disini, karena shelter di puncak sudah terisi oleh tenda lain. Dan kalau di puncak anginnya POOOLLLLL.... Setelah mendirikan tenda, hujan turun deras. Sialnya dari dua tenda yang kami bawa, yang satu lagi frame-nya patah ketika ingin didirikan. Alhasil hanya satu tenda yang berhasil didirikan dan itupun tidak mampu menahan derasnya hujan. Tenda bocor dibeberapa sisi, terpaksa kami menutupnya dengan tenda yang satu lagi sebagai atap dan beberapa ponco sebagai penahannya.

Sekitar pukul 18.30 hujan masih turun deras, saya dan Teguh yang bertugas mengamankan keril dan membungkusnya kedalam trashback  akhirnya menyerah dengan dinginnya malam dan hujan yang terus mengguyur, kami ikut masuk kedalam tenda dan menghangatkan diri dan tidur sejenak hingga hujan mulai mereda pada pukul 19.30. Sekitar pukul 21.00 hujan sudah benar-benar reda, Teguh, Sayed dan Akbar keluar tenda lagi untuk mengambil matras serta sleeping bag. Ternyata bermodal jaket tebal tidaklah cukup untuk menahan dingin. Setelah sholat Isya berjamaah diimami Sayed dan memakan roti - roti yang tersisa, Malam ini ditutup dengan kami ber-6 semua tertidur pulas ala sarden didalam tenda.


Sabtu, 19 Mei 2012
Ini adalah hari ketiga petualangan kami di Garut, tepatnya pendakian di G. Cikuray. Pagi ini sekitar pukul 0430 udara terasa sangat dingin. Semalam kami diguyur hujan lebat dan perut yang hanya diisi dengan roti + coklat dan susu. Tapi, mulut Sayed sudah ribut membangunkan kami. Erna si koki kami satu2 nya sudah disuruh siap2 memasak. Otomais saya sebagai juru kompor harus bangun juga. Menyalakan satu kompor gas untuk memasak nasi dan satu kompor parafin untuk menggoreng telur, kornet dan bakso. Kali ini Sayed turun tangan untuk memasak BASKORO, bakso, kornet, telor sebagai lauk kami pagi ini. 

Setelah nasi dan lauk BASKORO matang, kami sholat shubuh berjamaah. Setelah itu kami semua bersiap untuk SUMMIT attack melihat Sunrise dari puncak G. Cikuray. Ini untungnya kemah di dekat puncak. Kita tidak perlu repot - repot untuk ke puncak. Jarak tenda kami ke puncak hanya selama 3 menit saja.

Sampainya di Puncak, kami siap melaksanakan tugas mulia diatas gunung. Apalagi kalau bukan mengabadikan momen - momen kebesaran Allah SWT dengan memberikan kami semua nikmat umur sehingga bisa melihat matahari pagi dihari ini. *baca photo2 time...


Matahri di ufuk timur

Nyalain flashnya dikit....

Matahari sudah mulai melihatkan semburatnya

Penampakan G. Papandayan dari G. Cikuray

Matahari sudah mucul di sebelah timur.

Matahri keluar dari arah Papandayan.


Full Team R.Kom#2 + Ural 28

Setelah puas mengebadikan momen luar biasa tersebut kami kembali ke tenda dan siap menyantap nasi BASKORO yang tadi sudah dimasak. Kebetulan perut juga sudah minta diisi.... Baskoro capcussss... *ssluurrrpppp 


Sayed dan Erna siap di posisi makan..

Menyantap Nasi Baskoro + minum Jahe Merah Hangat

Ganti kostum ala mandi di kali.

Setelah makan, kami siap - siap repacking. Setelah selesai repacking kami berencana kembali ke Puncak untuk menuntaskan hasrat berphoto yang belum tuntas. 

Puncak tertutup kabut

Photo pake keril... :p

Negeri di Atas Awan

I'm at the highest peak of  Cikuray mountain

Kami mulai turun dari puncak sekitar pukul 10.00. Waktu yang diperlukan untuk turun gunung adalah sekitar 3 jam perjalanan. Setengah kurang dari waktu pendakian yang mencapai 9 jam perjalalan. Bukan berarti turun gunung itu lebih gampang yah, karena diperlukan lutut dan paha yang kuat untuk menahan beban tubuh + keril selama turun. Lebih cepat pertama karena berat keril yang dibawa sudah berkurang, kedua beberapa orang ada yang berlari kecil denga memanfaatkan medan yang menurun.

Sampai di perbatasan kebun dan hutan kira - kira pukul 12.30. Senangnya kami melihat kembali menara pemancar dari kejauhan, pertanda pos pemancar sudah dekat. Sayed, Embong dan Saya yang berada didepan langsung menghubungi kembali mobil pickUp yang kemarin malam mengantar kami, tapi kurang beruntung si abang mobil-Nya sedang mengantar pendaki lainya ke jalur pendakian G. Papandayan.


Keluar dari Hutan kembali ke jalur perkebunan
Pemandangan dari pinggir hutan.

Pemancar sudah terlihat dari kejauhan.

Akhirnya diputuskan menggunakan alternatif kendaraan lainnya, apalagi kalau bukan jasa Ojeg motor. Beuuh udah kebayang dahsyatnya melewati perkebunan naik motor. Offroad sedikit lah, mengingat jalurnya yang masih jalan berbatu. Sambil menunggu yang lain sampai di perbatasan, ternyata Erna kakinya terkilir dan tidak kuat lagi mengangkat kerilnya. Terpakasa jasa porter dimanfaatkan, *secara otoriter terpilih untuk membawa keril erna.. T_T


Enjoy ajalah tinggal sedikit lagi.

Jalan menuju simpang Cilawu.

Ojeg Offroad

Jam 13.00 ojeg sudah menunggu kami di Pos Pemancar, satu persatu kami naik ojeg sampai di simpang Cilawu untuk menyambung naik angkot ke terminal Guntur. Sekitar jam 14.30 kita sampai di terminal Garut dan kembali menuju ke LEC untuk menumpang sholat dan mandi. Bis berangkat dari terminal Guntur pukul 17.30, dan sampai di Pasar Rebo pukul 22.00. 

Kami kembali berpisah di Ps. Rebo dan kembali ke rumah masing - masing. Sialnya saya dan Teguh sudah tidak dapat lagi bus yang langsung menuju Bogor. Akhirnya kami naik angkot sambung menyambung untuk sampai ke Bogor. Alhasil hari Minggu jam 02.00 dinihari saya dan Teguh baru sampai di kosan masing - masing.


Estimasi Transportasi:
(Pijem catatan bendahara, Om Teguh)

- Angkot (Kampus Dalam_Laladon + Laladon_Baranang Siang) : Rp 2000 + Rp 3000
- Bis Bogor_Lebak Bulus : Rp 11000
- Bis Lebak Bulus_Garut : Rp 35000

Opsi 1:
- Angkot Terminal Guntur - Cilawu : Rp 5000
- Ojek ke Pemancar: Rp 25000/ Rp 30000
Opsi 2:
- Sewa Pick-Up dari terminal ke pos pemancar: Rp 200000
Opsi 3:
- Jalan dari terminal : Rp 0
Opsi 4:
- Sewa Mobil Carry dari terminal entah kemana: Rp 250000


Cerita aslinya jauh lebih banyak daripada sekedar tulisan ini. Hanya 2 hari kami di gunung, tapi ceritanya jauh lebih banyak dibanding 20 hari kita di Kampus.

 IT REALLY IS AN AMAZING TRIP!


Perjalanan ini mengajarkan kami akan banyak hal,
Perjalanan ini lebih dari sekedar jalan-jalan,
Perjalanan ini tidak ada aku dan kamu, hanya ada kita dan alam!

Followers

My Goodreads Books

Remarchtito's bookshelf: read

Membangun Web Berbasis PHP Dgn Framework CodeIgniter
Galau Remaja di SMA
Un giorno, viaggiando... The Lonely Planet story
JJS: Jalan-Jalan Seram!
Drakuli Kuper
Dari Jendela SMP
Interview With The Nyamuk
Lupus Returns : Cewek Junkies
Belenggu
Rumpi Kala Hujan
Topi-topi Centil
Yang Paling Oke
Cinta Olimpiade
Lupus: Sendal Jepit
Bangun dong, Lupus!
Tragedi Sinemata
Kutukan Bintik Merah
Makhluk Manis dalam Bis
The Lost Boy: Salah Culik
Lupus Kecil


Remarchtito's favorite books »
}