Setelah puas menikmati wisata bahari, maen - maen di pantai dan menikmati sunset di
P. Berhala. Selanjutnya kita akan mengunjungi
Wisata Sejarah Candi Muaro Jambi. Situs Percandian Muaro Jambi terletak di Desa Muaro Jambi, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muara Jambi. Jaraknya dari ibukota provinsi Jambi sekitar 40 kilometer. Kompleks ini tak jauh dari daerah aliran sungai Batanghari. Untuk sampai ke sana, bisa menempuh jalur darat atau pakai kapal cepat lewat sungai. Jadi, jaraknya dari Kota Jambi tidak sejauh perjalanan kita ke P. Berhala.
 |
Lokasi Candi Muaro Jambi |
Situs ini mempunyai luas 12 km persegi, panjang lebih dari 7 kilometer
serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur
sungai. Situs ini berisi 80-an candi yang sebagian besar masih berupa
gundukan tanah (menapo) yang belum dikupas (digali), dan sembilan candi
besar. Kesembilan candi tersebut antara lain: Candi Kotomahligai, Candi
Kedaton, Candi Gedong satu dan Gedong dua, Candi Gumpung, Candi Tinggi,
Telago Rajo, Candi Kembar Batu, dan Candi Astano.
 |
Batas Kota Jambi dan Kab. Muaro Jambi |
 |
http://www.skyscrapercity.com :: Balaputradewa |
Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha dengan luas 12 kilometer persegi, terluas di Indonesia yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Pertama kali ditemukan oleh tentara Inggris bernama SC Crooke pada 1820, ketika ia ditugaskan memetakan Sungai Batanghari. Candi tersebut diperkirakakn berasal dari abad ke-11 Masehi. Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatera.
 |
http://punaimerindu.blogspot.com |
 |
Detik.Travel :: Zulfi Rahardian |
 |
Makara pada situs Candi |
 |
Pintu Masuk Candi |
 |
http://aci.detik.travel/detailuser/49/9643/0 |
 |
http://aci.detik.travel/detailuser/49/9643/0 |
Tahun 1975, pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran yang serius.
Berdasarkan aksara Jawa Kuno pada beberapa lempeng yang ditemukan, pakar
epigrafi Boechari menyimpulkan peninggalan itu berkisar dari abad ke-9
sampai 12 Masehi. Di situs ini baru sembilan bangunan yang telah
dipugar, dan kesemuanya adalah bercorak Buddhisme. Kesembilan candi
tersebut adalah Candi Kotomahligai, Candi Kedaton, Candi Gedong Satu,
Candi Gedong Dua, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Telago Rajo, Candi Kembar
Batu, dan Candi Astano.
 |
Proses Pemugaran pada Candi |
 |
Pusat Informasi dan Kantor pemugaran |
 |
Makara yg sedang dipugar |
 |
http://aci.detik.travel/ |
Ditemukan banyak benda peninggalan yang tak ternilai harganya di kompleks candi ini. Selain tinggalan yang berupa bangunan, dalam kompleks tersebut juga ditemukan arca prajnaparamita, arca dwarapala, arca gajahsimha, umpak batu, lumpang/lesung batu. Gong perunggu dengan tulisan Cina, mantra Buddhis yang ditulis pada kertas emas, keramik asing, tembikar, belanga besar dari perunggu, mata uang Cina, manik-manik, bata-bata bertulis, bergambar dan bertanda, fragmen pecahan arca batu, batu mulia serta fragmen besi dan perunggu. Selain candi pada kompleks tersebut juga ditemukan gundukan tanah (gunung kecil) yang juga buatan manusia. Oleh masyarakat setempat gunung kecil tersebut disebut sebagai Bukit Sengalo atau Candi Bukit Perak.
 |
Komplek Candi Batu |
 |
Kolam Telago Rajo |
 |
Candi Bunga |
Situs percandian Muara Jambi adalah kekayaan, tak cuma bagi penganut Buddha di Indonesia, tapi juga penganut Buddha di seluruh dunia. Semoga Pemerintah lebih serius dalam mengelola situs percandian yagn merupakan salah satu warisan kebudayaan dunia ini, hal ini tentunya juga akan menarik minat para wisatawan untuk datang ke Jambi. :D
Sumber :